A.
Pengertian Media
Media
berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Sumber pesan dalam pembelajaran adalah
guru, sedangkan penerima pesan adalah siswa atau peserta didik.
Dalam Dictionary of
Education, disebutkan bahwa media adalah bentuk perantara dalam berbagai jenis
kegiatan berkomunikasi..
Sebagai perantara, maka media ini dapat berupa koran, radio, televisi bahkan komputer.
Sebagai perantara, maka media ini dapat berupa koran, radio, televisi bahkan komputer.
Menurut
Yuliani Nurani Sujiono (2005) Media adalah:” segala sesuatu yang dapat dipakai
atau dimanfaatkan untuk merangsang daya pikir, perasaan, perhatian dan
kemampuan anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar
pada anak”. Pengertian media menurut Masitoh, dkk (2006). adalah :” peralatan yang dapat mendukung anak
secara komprehensip yang meliputi perkembangan fisik, motorik, sosial, emosi,
kognitif, kreatifitas dan bahasa”. Sementara itu Badru Zaman (2005)
mendifinisikan media:“ sebagai wahana dari pesan yang oleh sumber pesan (guru)
ingin diteruskan kepada penerima pesan (anak)”.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah peralatan yang
dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang perkembangan fisik, motorik,
sosial, emosi, kognitif, kreatifitas dan bahasa anak sehingga ia mampu
mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada diri anak.
Jadi dapat
kita simpulkan bahwa media adalah sesuatu berupa peralatan yang dapat di
pakai dan dimanfaatkan untuk merangsang perkembangan dari berbagai aspek baik
itu fisik, motorik, social, emosi kognitif, kreatifitas dan bahasa sehingga
mampu mendorong dan memudahkan terjadinya proses belajar mengajar pada guru dan
peserta didik. Media dapat dirancang/dibentuk secara kompleks dengan batasan
tertentu sehingga media itu sendiri dapat merangsang timbulnya semacam
dialog internal antara penyampai informasi dan penerima informasi. Dengan
perkataan lain pesan yang ingin disampaikan dapat diterima baik oleh penerima
pesan melalui media yang digunakan. Proses layanan bimbingan dan konseling
merupakan proses komunikasi, maka dari itu dalam melaksanakan layanan Bimbingan
dan Konseling juga membutuhkan Media sehingga dapat membantu dan mempermudah
para konselor dalam pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling.
B.
Media Bimbingan Konseling
Pengertian media dalam
bimbingan konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau pengantar
ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK. Namun dalam perkembanganya
Media BK tidak sebatas untuk perantara
atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK tetapi
memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan
dalam melaksanakan program BK (Diklat profesi guru, PSG Rayon 15, 2008).
misalnya konselor ketika melaksanakan konseling individu memerlukan ruang
konseling, meja kursi, alat perekam/pencatat. ketika konselor pada akhir
minggu/bulan/semester/tahun akan melaporkan kegiatan kepada Kepala Sekolah
memerlukan media.
Sebagaimana dituliskan Deviarimariani pada situsnya Penerapan Teknologi Informasi Konseling,
Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Lebih lanjut, Briggs menyatakan
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Definisi tersebut mengarahkan kita untuk
menarik suatu simpulan bahwa media adalah segala jenis (benda) perantara yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada orang yang membutuhkan
informasi.
Ada beberapa jenis media
dalam program BK yaitu:
1.
Media untuk menyampaikan informasi
2.
Media sebagai alat ( pengumpul data dan penyimpan data)
3.
Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information
4.
Media sebagai Biblioterapi
5.
Media sebagai alat menyampaikan laporan
Berikut mnerupakan
beberapa contoh media diantara adalah :
1.
Media untuk menyampaikan informasi
Selebaran, leaflet, booklet, dan papan bimbingan
2.
Media sebagai alat ( pengumpul data dan penyimpan data)
a) Media Pengumpul data seperti: angket, pedoman wawancara, lembaran
observasi berupa anekdo record, daftar cek, skala penilaian, mekanikal device,
camera, tape, daftar cek masalah, lembar isian pilihan teman (semua dapat
dibuat sendiri kecuali mekanikal device, camera, tape).
b) Media penyimpan data seperti: kartu pribadi, buku pribadi, map,
disket, folder, filing cabinet, almari, rak dll
3.
Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information
a)
Media auditif :
radio, tape
b)
Media visual :
gambar, foto, tranparansi, lukisan, dll
c)
Media audio visual :
film yang ada suaranya.
4.
Media sebagai Biblioterapi
Buku-buku, majalah, komik ( yang penting di dalamnya berisi
cara-cara atau tips ) misalnya cara beternak ayam, cara cepat membaca Alquran,
cara mengatasi rendah diri, cara meningkatkan motivasi belajar, dan beberapa
buku yang berisi cara-cara atau tips lainnya.
5.
Media sebagai alat menyampaikan laporan
Berupa laporan kegiatan BK. Laporan bisa mingguan, bulanan,
semesteran dan tahunan.
Dengan demikian Media BK dapat
berperan di dalam pelaksanaan kegiatan program layanan bimbingan dan konseling
sebagai alat bantu dalam melaksanakan
berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan konseling individu maupun
konseling kelompok.
Media bimbingan dan konseling dalam
penggunaannya harus relevan dengan tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini
mengandung makna bahwa penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling
harus melihat kepada tujuan penggunaannya dan memiliki nilai dalam
mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada siswa. Oleh karena itu
dengan penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi
untuk meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan dan konseling.
C.
Jenis- jenis Media
Beberapa para ahli mendefinisikan jenis-jenis media menjadi
beberapa unsur,seperti Rudy Bretz, mengidentifikasi media
menjadi tiga unsur: suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga,
yaitu: gambar, garis (line graphic), dan simbol yang merupakan suatu
kontinum dari bentuk dapat ditangkap dengan indera penglihatan.
Bretz juga
membedakan antara media siar (tellecomunication) dan media rekaman (recording),
sehingga ada 8 klasifikasi media yaitu :
1. Media
audio visual gerak
2. Media
audio visual diam
3. Media
audio gerak
4. Media
visual gerak
5. Media
visual diam
6. Media
semi gerak
7. Media
audio
8. Media
cetak
Sedangkan Briggs, lebih mengarah pada karakteristik
menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan daripada medianya
sendiri. Ada 13 macam media, yaitu: obyek, model suara langsung, rekaman audio,
media cetak. Pembelajaran, terprogram, papan tulis, media transparasi, film
rangkai, film bingkai, film, televise, dan gambar.
Gagne, membuat 7 macam pengelompokan media yaitu:
benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,
gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini
dikaitkan dengan kemampuan belajar menurut hirarki: pelontar stimulus belajar,
penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, member kondisi eksternal,
menuntun cara berpikir, memasukkan alih-ilmu, menilai prestasi, dan pemberi
umpan balik.
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan
digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap
jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan
sifat-sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku
dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat
klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai
media tersebut. Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely
yang dikutip oleh Rohani (1997)
yaitu :
1. Gambar diam baik dalam bentuk teks,
bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.
2.
Gambar gerak baik hitam putih,
berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.
3.
Rekaman bersuara baik dalam kaset
maupun piringan hitam.
4.
Televisi
5.
Benda-benda hidup, simulasi maupun
model.
6.
Instruksional berprograma ataupun CAI
(Computer Assisten Instruction).
Jika dilihat
dari berbagai sudut pandang media digolongan sebagai berikut:
1. Dilihat dari
jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media
Audio Visual.
2. Dilihat dari
daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan
serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan
media pengajaran individual.
3. Dilihat dari
bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan
mudah memperolehnya) dan media komplek.
4. Dilihat dari
bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media
tiga dimensi, dan media elektronik.
Menurut Heinich, Molenda, Russel ( 1996 ) jenis
media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain :
1. Media
nonproyeksi
2. Media proyeksi
3. Media audio
4. Media gerak
5. Media komputer
6. Komputer
multimedia
7. Hiper media ,
dan
8. Media jarak
jauh
Adapun Jenis
media dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1. Media grafis,
seperti gambar foto grafik, bagan diagram, kartun, poster, dan komik
2. Media tiga
dimensi yaitu, media dalam bentuk model padat, model penampang ,
model kerja , dan diorama.
3. Media
proyeksi seperti, slide film stips, film, dan OHP
D.
Manfaat Penggunaan Media dalam
Konseling
Pada zaman sekarang tekhnologi sudah
semakin berkembang,dan saat ini kita seperti hidup dalam dunia teknologi.
Hampir seluruh aktivitas tergantung pada canggihnya teknologi pada saat ini
,terutama teknologi komunikasi. Konseling sebagai usaha bantuan kepada siswa,
saat ini telah mengalami perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perubahan ini
dapat ditemukan pada bagaimana teori-teori konseling muncul sesuai dengan
kebutuhan masyarakat atau bagaimana media teknologi bersinggungan dengan
konseling. Media dalam konseling antara lain adalah komputer dan perangkat audio
visual.
Komputer merupakan salah satu media
yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Pelling (2002)
menyatakan bahwa penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk
membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan
keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka
internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang
dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.
Data-data yang didapat melalui
internet, dapat dianggap sebagai data yang dapat dipertanggungjawabkan dan
masuk akal (Pelling 2002;). Data atau informasi yang didapat melalui internet
adalah data-data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat
beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh semua orang di
muka bumi.
Sebagai contoh, saat ini dapat kita
lihat di internet tentang profil sebuah perguruan tinggi. Bahkan, informasi
yang didapat tidak sebatas pada perguruan tinggi saja, tetapi bisa sampai masing-masing
program studi dan bahkan sampai pada kurikulum yang dipergunakan oleh
masing-masing program studi. Data-data yang didapat oleh siswa pada akhirnya
menjadi suatu dasar pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja,
pendampingan konselor sekolah dalam hal ini sangat diperlukan.
Sampsons (2000) mengungkapkan bahwa
fasilitas di internet dapat dapat dipergunakan untuk melakukan testing bagi
siswa. Tentu saja hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa.
Penggunaan komputer di kelas sebagai
media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti yang
dinyatakan oleh Baggerly sebagai berikut:
1. Akan meningkatkan kreativitas,
meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas
akan menjadi lebih menarik.
2. Akan meningkatkan kunjungan ke web
site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa.
3. Konselor akan memiliki pandangan
yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan.
4. Akan memunculkan respon yang positif
terhadap penggunaan email.
5. Tidak akan memunculkan kebosanan.
6. Dapat ditemukan silabus, kurikulum
dan lain sebagainya melalui website.
7. Terdapat pengaturan yang baik
Selain penggunaan internet seperti
yang telah diuraikan di atas, dapat dipergunakan pula software seperti
microsoft power point. Software ini dapat membantu konselor dalam menyambaikan
bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor dituntut untuk dapat
menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya agar bahan
layanannya tidak membosankan. Program software power point memberikan
kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni dalam bahan
layanan informasi. Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja berupa
tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga ditampilkan
gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang tersedia dalam program power
point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di
luar fasilitas power point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih
optimal.
Gambar-gambar yang disajikan melalui
program power point tidak statis seperti yang terdapat pada Over Head Projector
(OHP). Konselor dapat memasukkan gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor
bisa melakukan insert gambar-gambar yang ada di sebuah film.
Media lain yang dapat dipergunakan
dalam proses bimbingan dan konseling di kelas antara lain adalah VCD/DVD
player. Peralatan ini seringkali dipergunakan oleh konselor untuk menunjukkan
perilaku-perilaku tertentu. Perilaku-perilaku yang tampak pada tayangan
tersebut dipergunakan oleh konselor untuk merubah perilaku klien yang tidak
diinginkan (Alssid & Hitchinson, 1977; Ivey, 1971, dalam Baggerly 2002).
Dalam proses pendidikan konselor pun, penggunaan video modeling ini juga
dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan dan prinsip konseling yang akan
dikembangkan bagi calon konselor (Koch & Dollarhide, 2000, dalam Baggerly,
2002).
Sebelum VCD/DVD player ini
ditayangkan, seorang konselor sebaiknya memberikan arahan terlebih dahulu
kepada siswa tentang alasan ditayangkannya sebuah film. Hal ini sangat penting,
sebab dengan memiliki gambaran dan tujuan film tersebut ditayangkan, maka siswa
akan memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film selesai ditayangkan,
maka konselor meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang telah
mereka lihat. Tanggapan-tanggapan ini pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana
klien berpikir dan bersikap, yang kemudian diharapkan akan dapat merubah
perilaku klien atau siswa.
Kelebihan
lainnya dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan
media internet adalah dapat melintasi jarak dan waktu; serta klien dapat
mengakses data yang dibutuhkan dengan cepat.
E. Kerugian
Penggunaan Media dalam Konseling
Menurut Pelling (2002), walaupun
saat ini masyarakat sangat tergantung pada teknologi, tetapi di lain pihak,
masih banyak diantara kita yang mengalami ketakutan untuk mempergunakan
teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat kita masih
percaya bahwa pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh orang tua atau orang
yang dituakan masih dianggap lebih baik. Hal ini tidak lepas dari budaya
paternalistik yang melingkupi masyarakat kita. Sebaik apapun teknologi yang
berkembang, tetapi jika pola pikir masyarakat masih terkungkung dengan
nilai-nilai yang diyakini benar, maka data atau informasi yang didapat
seakan-akan menjadi tidak berguna.
Hal lain yang terkait dengan
penggunaan media dalam bimbingan dan konseling adalah sasaran pengguna
seringkali disamakan. Walaupun ragam media sudah bermacam-macam, tetapi media
ini seringkali masih belum bisa menyentuh sisi afektif seseorang. Dalam
bimbingan dan konseling dikenal istilah empati. Penggunaan media, seringkali
pula akan “menghilangkan” empati konselor, jika konselor mempergunakan media
sebagai alat bantu utama. Klien datang ke ruang konseling tidak selalu
membutuhkan informasi dari internet atau komputer, bahkan ada kemungkinan klien
atau siswa datang ke ruang konseling juga tidak membutuhkan bantuan dari
konselor secara langsung melalui proses konseling. Tetapi adakalanya, siswa atau
klien datang ke ruang konseling hanya ingin mendapatkan senyuman dari konselor
atau penerimaan tanpa syarat dari konselor.
Dalam
menggunakan media, seperti internet ada kekurangannya seperti data sering kali
sulit dilindungi; sulit mengetahui respon klien secara langsung; serta mahal. Selain itu ada beberapa dampak
negatif dari beberapa alat media yang digunakan jika pengguna dan pelaksananya
tidak memahami dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa contoh dampak negatif
penyalahgunaan teknologi informasi seperti :
1. Beredarnya rekaman video porno di
ponsel
2. Beredarnya video porno bajakan yang
dilakukan oleh anak negeri
3. Banyaknya video-video yang lebih
kepada video porno yang beredar di internet yang dapat di akses dan di lihat
oleh kalangan manusia tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak.
Peralatan
teknologi yang ada saat ini hanya bisa bermanfaat jika dimanfaatkan oleh mereka
yang memahami penggunaan masing-masing alat tersebut. Artinya penggunaan
teknologi ini akan memunculkan efek yang baik jika dijalankan oleh mereka yang
paham peralatan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media adalah sesuatu berupa
peralatan yang dapat di pakai dan dimanfaatkan untuk merangsang perkembangan
dari berbagai aspek baik itu fisik, motorik, social, emosi kognitif,
kreatifitas dan bahasa sehingga mampu mendorong dan memudahkan terjadinya
proses belajar mengajar. Sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima
baik oleh penerima pesan melalui media yang digunakan. Dalam melaksanakan
proses layanan Bimbingan dan Konseling juga membutuhkan Media sehingga dapat
membantu dan mempermudah para konselor dalam pelaksanaan Layanan BK.
Media dalam bimbingan dan konseling sebagai hal yang
digunakan menjadi perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor)
melaksanakan berbagai kegiatan BK,namun dalam perkembangannya media BK tidak
sebatas untuk perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan
berbagai kegiatan bimbingan dan konseling, tetapi memiliki makna yang lebih
luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program BK.
mbak... sumber buku nya apa ya? boleh minta
BalasHapusmbak... sumber buku nya apa ya? boleh minta
BalasHapusSumber buku nya aapaa mbak ?
BalasHapusKasih sumber kalok nulis itu, yang jelas
BalasHapussumber bukunya mana mbk..
BalasHapusMba.. Boleh mnta sumber bukunya..??
BalasHapus