A.
Definisi
Kognitif
Seseorang
dapat dikatakan telah belajar sesuatu dalam dirinya telah terjadi perubahan, akan
tetapi tidak semua perubahan terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian
tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar.
Dalam
Taksonomi Bloom yang direvisi oleh David R. Krathwohl di jurnal Theory into Practice, aspek kognitif dibedakan
atas enam jenjang
yang diurutkan sebagai berikut:
yang diurutkan sebagai berikut:
1.
Mengingat (Remembering)
Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah
tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar
bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan
yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini
mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat. Kata operasional mengetahui yaitu
mengutip, menjelaskan, menggambar, menyebutkan, membilang, mengidentifikasi,
memasangkan, menandai, menamai.
2.
Memahami (Understanding).
Pertanyaan pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa
mereka telah mempunyai pengertian yang memadai untk mengorganisasikan dan
menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta
yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat
kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap materi yang
diketahuinya. Kata operasional memahami yaitu menafsirkan, meringkas,
mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan.
3.
Menerapkan (Applying).
Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur
guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu,
mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak
berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja.
Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan
mengimplementasikan. Kata oprasionalnya melaksanakan, menggunakan, menjalankan,
melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi.
4.
Menganalisis (Analyzing).
Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau
obyek ke unsur- unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar
unsur-unsur tersebut. Kata oprasionalnya yaitu menguraikan, membandingkan,
mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun
outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan,
mengintegrasikan.
5.
Mengevaluasi (Evaluating).
Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan
kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup
dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik. Kata operasionalnya yaitu
menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan,
menyalahkan.
6.
Mencipta (Creating).
Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi
suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam
kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi. Kata oprasionalnya
yaitu merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui,
menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.
B.
Perkembangan
Kemampuan Kogntif
Seorang
ahli psikologi dari Swiss, yaitu Jean Piaget memandang bahwa banyak persoalan
mengenai perkembangan kognitif termasuk juga bagaimana cara anak-anak memahami
hubungan antara simbol dan objek, bagaimana anak-anak berusaha untuk memecahkan
masalah, pengetahuan anak-anak tentang sebab akibat, dan kemampuan mereka untuk
mengelompokkan objek dan mengikutsertakan pemikiran yang pasti.
Perkembangan
kognitif berpusat pada perkembangan cara penerimaan dan mental anak. Menurut
Piaget, anak-anak mencoba berusaha memahami hal-hal baru untuk mengembangkan
pola pikir anak dan jika pemahaman anak tidak tercapai, maka anak akan berusaha
untuk menyesuaikannya dengan cara membatasinya.
C.
Perkembangan
Intelegensi/Kognitif
Perkembangan
intelegensi/kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori,
menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja
terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah
sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi
memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan
kognitif ini sebagai tahap operasi formal (suatu tahap dimana seseorang sudah
mampu berpikir secara abstrak). Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu
berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu
yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja
juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis.
Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka
mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan
(Santrock, 2001). Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang
belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir
egosentrisme (ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain)
(Piaget 2001). Selain itu Elkind mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir
egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fable (berisi keyakinan bahwa
diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat, yang
diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta
sebenarnya).
Berikut ini
merupakan beberapa uraian tentang pengertian kecerdasan/intelegensi menurut
para ahli :
a.
Menurut Alferd Binet,
Kecerdasan atau intelegensi itu merupakan kemampuan
beradaptasi, mengadakan kritik terhadap masalah yang dihadapi, dan kemampuan
untuk memecahkan masalah.
b.
Menurut Thurstone
Kecerdasan atau intelegensi adalah kecakapan mengamati
dan menafsirkan, kecakapan dan kefasihan untuk menggunakan kata – kata, kecakapan
mengingat.
c.
Menurut Edward Thorndike
d.
Intelegensi merupakan kemampuan individu untuk
memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi yang diterimanya.
e.
Menurut Carl Whitherington
Intelegensi yaitu kemampuan bertindak sebagaimana
dimanifestasikan dalam kemampuan ataupun kegiatan.
f.
Menurut Anita E. Woolfok
Kecerdasan atau intelegensi itu adalah kemampuan untuk
belajar, memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah
dan beradaptasi dengan lingkungan.
Adapun Teori –
teori intelegensi yang dikembangkan beberapa orang ahli antara lain sebagai berikut
:
1.
Teori Two Factor
oleh Charles Spearman (1904) yang berisi teori “g” (general factor) dan “s” (specific
factor).
2.
Teori Primary
Mental Abilities oleh Thurstone (1938) yang berisi kemampuan verbal/berbahasa,
kemampuan nalar/berpikir logis, kemampuan tilikan ruang, kemampuan menghitung,
kemampuan mengamati dengan cermat.
3.
Teori Multiple
Intelligence oleh J.P. Guilford dan Howard Gardner. Teori ini berisi operasi
mental (proses berpikir), content (isi yang dipikirkan), product (hasil berpikir).
4.
Teori Triachic Of
Intelligence oleh Robert Stenberg (1985, ). Teori ini berisi tentang
psoses berpikir, meniru/belajar dari pengalaman baru, dan adaptasi dengan lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar