Minggu, 30 Desember 2012

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF



A.    Definisi Kognitif
Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu dalam dirinya telah terjadi perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar.
Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi oleh David R. Krathwohl di jurnal Theory into Practice, aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang
yang diurutkan sebagai berikut:
1.      Mengingat (Remembering)
Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat. Kata operasional mengetahui yaitu mengutip, menjelaskan, menggambar, menyebutkan, membilang, mengidentifikasi, memasangkan, menandai, menamai.
2.      Memahami (Understanding).
Pertanyaan pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa mereka telah mempunyai pengertian yang memadai untk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap materi yang diketahuinya. Kata operasional memahami yaitu menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan.
3.      Menerapkan (Applying).
Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu, mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan. Kata oprasionalnya melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi.
4.      Menganalisis (Analyzing).
Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur- unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Kata oprasionalnya yaitu menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan.
5.      Mengevaluasi (Evaluating).
Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik. Kata operasionalnya yaitu menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, menyalahkan.
6.      Mencipta (Creating).
Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi. Kata oprasionalnya yaitu merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.

B.     Perkembangan Kemampuan Kogntif
Seorang ahli psikologi dari Swiss, yaitu Jean Piaget memandang bahwa banyak persoalan mengenai perkembangan kognitif termasuk juga bagaimana cara anak-anak memahami hubungan antara simbol dan objek, bagaimana anak-anak berusaha untuk memecahkan masalah, pengetahuan anak-anak tentang sebab akibat, dan kemampuan mereka untuk mengelompokkan objek dan mengikutsertakan pemikiran yang pasti.
Perkembangan kognitif berpusat pada perkembangan cara penerimaan dan mental anak. Menurut Piaget, anak-anak mencoba berusaha memahami hal-hal baru untuk mengembangkan pola pikir anak dan jika pemahaman anak tidak tercapai, maka anak akan berusaha untuk menyesuaikannya dengan cara membatasinya.
C.    Perkembangan Intelegensi/Kognitif
Perkembangan intelegensi/kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak). Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001). Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain) (Piaget 2001). Selain itu Elkind mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fable (berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya).
Berikut ini merupakan beberapa uraian tentang pengertian kecerdasan/intelegensi menurut para ahli :
a.       Menurut Alferd Binet,
Kecerdasan atau intelegensi itu merupakan kemampuan beradaptasi, mengadakan kritik terhadap masalah yang dihadapi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah.
b.      Menurut Thurstone
Kecerdasan atau intelegensi adalah kecakapan mengamati dan menafsirkan, kecakapan dan kefasihan untuk menggunakan kata – kata, kecakapan mengingat.
c.       Menurut Edward Thorndike
d.      Intelegensi merupakan kemampuan individu untuk memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi yang diterimanya.
e.       Menurut Carl Whitherington
Intelegensi yaitu kemampuan bertindak sebagaimana dimanifestasikan dalam kemampuan ataupun kegiatan.
f.       Menurut Anita E. Woolfok
Kecerdasan atau intelegensi itu adalah kemampuan untuk belajar, memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.
Adapun Teori – teori intelegensi yang dikembangkan beberapa orang ahli antara lain sebagai berikut :
1.      Teori Two Factor oleh Charles Spearman (1904) yang berisi teori “g” (general factor) dan “s” (specific factor).
2.      Teori Primary Mental Abilities oleh Thurstone (1938) yang berisi kemampuan verbal/berbahasa, kemampuan nalar/berpikir logis, kemampuan tilikan ruang, kemampuan menghitung, kemampuan mengamati dengan cermat.
3.      Teori Multiple Intelligence oleh J.P. Guilford dan Howard Gardner. Teori ini berisi operasi mental (proses berpikir), content (isi yang dipikirkan), product (hasil berpikir).
4.      Teori Triachic Of Intelligence oleh Robert Stenberg (1985, ). Teori ini berisi tentang psoses berpikir, meniru/belajar dari pengalaman baru, dan adaptasi dengan lingkungan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar