Selasa, 25 Desember 2012

Tipe-Tipe Kepemimpinan



TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Dalam bahasa Indonesia pemimpin sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama yaitu pimpin. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. Oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan pemimpin.
Pemimpin jika dialih bahasakan ke bahasa inggris menjadi leader, yang mempunyai tugas untuk me-lead anggota disekitarnya. Sedangkan makna lead adalah :
1.      Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
2.      Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
3.      Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
4.      Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003) pengertian kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) pengertian kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

B. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :
1.      Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
2.      Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan. Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.

Teori-Teori dalam Kepemimpinan
1.      Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
2.      Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
3.      Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah :
a.       Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas.
b.      Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan.
c.       Persepsi, sikap, dan gaya kepemimpinan.
d.      Norma yang dianut kelompok.
e.       Rentang kendali.
f.       Ancaman dari luar organisasi.
g.      Tingkat stress.
h.      Iklim yang terdapat dalam organisasi.

C. Tipe-Tipe Kepemimpinan
1.      Tipe Otokratis
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan keakuannya, antara lain dalam bentuk :
a.       Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
b.      Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain :
a.       Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
b.      Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
c.       Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
d.      Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
2.      Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama, dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3.      Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4.      Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5.      Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah :
a.       Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana.
b.      Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c.       Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
d.      Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.
e.       Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
f.       Komunikasi hanya berlangsung searah.
6.      Tipe Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7.      Tipe Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8.      Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

Selain tipe-tipe kepemimpinan di atas, ada 5 tingkatan kepemimpinan dalam tangga kepemimpinan yang memiliki pengaruh besar yang sangat kuat dalam jangka panjang yaitu :
1.      Pemimpin yang dicintai
Melukiskan tentang seorang pemimpin yang harus mampu berhubungan secara baik dengan orang lain. Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukkan prestasi kerjanya saja, namun ia harus mencintai dan dicintai orang lain. Tangga ini tidak boleh dilewati, apabila dilewati maka orang lain tidak akan mendukung Anda, karena mereka tidak menyukai Anda.
2.      Pemimpin yang dipercaya
Seseorang yang memiliki integritas tinggi adalah orang yang dengan penuh keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan. Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong dirinya untuk tetap konsisten dengan langkahnya. Ketika Anda mencapai tingkat ini, maka orang lain akan melihat bagaimana aspek mulkiyah yaitu komitmen Anda, sehingga orang kemudian akan menilai dan memutuskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti Anda. Integritas akan membuat Anda dipercaya, dan kepercayaan ini akan menciptakan pengikut. Dan kemudian tercipta sebuah kelompok yang memiliki kesamaan tujuan. Inilah tangga kedua kepemimpinan, setelah mencapai landasan sebagai pemimpin yang dicintai maka tingkat kedua adalah integritas yang menciptakan kepercayaan.
3.      Pembimbing
Pemimpin pada tingkat ini harus sudah memiliki prinsip yang kuat dan benar, yaitu hanya berpegang kepada Tuhan. Bahwasanya telah banyak terbukti seorang pemimpin bisa menyesatkan jutaan orang dengan pengaruh dan cara berpikir yang salah.
4.      Pemimpin yang berkepribadian
Harry S. Truman mengatakan bahwa disiplin pribadi (diri sendiri) adalah suatu hal yang datang terlebih dulu. Pemimpin tidak akan berhasil memimpin orang lain apabila ia belum berhasil memimpin dirinya sendiri. Pemimpin harus mampu dan berhasil menjelajahi dirinya sendiri, mengenal secara mendalam siapa dirinya yang sebenarnya, sebelum ia memimpin keluar, ia harus lebih dulu memimpin ke dalam.
5.      Pemimpin abadi
Pemimpin yang tergolong pada kriteria pemimpin tingkat lima, akan terasakan bahwa kepribadian, ajaran, serta nasihatnya mengalir dengan begitu alamiah. Pemimpin jenis ini sangat menjunjung tinggi harkat-martabat manusia, dan niscaya apabila Anda seorang penganut prinsip kebenaran, tentulah mampu merasakan aroma kebenarannya. Sekali lagi, hal ini hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang telah berpikiran dan berhati jernih. Inilah tingkat kepemimpinan yang tertinggi, pemimpin abadi, yang cara berpikir dan pengaruhnya akan terus berjalan sampai akhir zaman.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam bahasa Indonesia pemimpin sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama yaitu pimpin. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Teori-teori dalam kepemimpinan, diantaranya teori sifat, teori perilaku, dan teori situasional. Tipe-tipe kepemimpinan itu sendiri dibagi lagi menjadi 8 tipe yaitu tipe otokratis, tipe paternalistik, tipe kharismatik, tipe laissez faire, tipe militeristik, tipe populistis, tipe administratif/eksekutif, dan tipe demokratis. Selain itu ada tangga kepemimpinan yang dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu, pemimpin yang dicintai, pemimpin yang dipercaya, pembimbing, pemimpin yang berkepribadian, dan pemimpin yang abadi.

B. Saran
Sebagai pemimpin maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap, setiap langkah yang dibuat, selalu akan menimbulkan pengaruh kepada orang lain di sekitar Anda. Segala perbuatan dan tingkah laku yang Anda perbuat akan menciptakan diri Anda menjadi seorang pemimpinkah atau tidak sama sekali. Seorang pemimpin, bagaimanapun tipikal dan gaya kepemimpinannya, semuanya bergantung pada prinsip yang dianutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Isyaa, Anissa. 2012. Definisi Kepemimpinan, Tipe Kepemimpinan, dan Teori Kepemimpinan. (Online), (http://anissaisyaa.blogspot.com/2012/05/definisi-kepemimpinan-tipe-kepemimpinan.html) diakses tanggal 23 September 2012.

Anom Budi Utama, Komang. 2012. Definisi dan Tipe-Tipe Kepemimpinan. (Online), (http://komanganombudiutama.blogspot.com/2012/01/definisi-dan-tipe-tipe-kepemimpinan.html) diakses tanggal 23 September 2012.

Ginanjar Agustian, Ary. 2005. Emotional Spiritual Quotient. Jakarta: Arga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar