TIPE-TIPE
KEPEMIMPINAN
A.
Pengertian Kepemimpinan
Dalam bahasa
Indonesia pemimpin sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan,
pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan
sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan
peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan
berbagai cara. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya
berasal dari kata dasar yang sama yaitu pimpin. Namun demikian ketiganya
digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam
sistem tertentu karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan
kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah kepemimpinan pada dasarnya
berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki
seseorang. Oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan
pemimpin.
Pemimpin jika
dialih bahasakan ke bahasa inggris menjadi leader,
yang mempunyai tugas untuk me-lead
anggota disekitarnya. Sedangkan makna lead
adalah :
1.
Loyality, seorang
pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan
loyalitasnya dalam kebaikan.
2. Educate,
seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit
knowledge pada rekan-rekannya.
3. Advice,
memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
4.
Discipline, memberikan
keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap
aktivitasnya.
Menurut
Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003) pengertian
kepemimpinan
yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut
Young (dalam Kartono, 2003) pengertian kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki
keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono
(2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat
pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas
tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan
pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok
sesuai dengan keinginan pemimpin. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan
atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok,
memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
B. Teori Kepemimpinan
Teori
kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi
mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara
lain latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan muncul
sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan
dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin ada beberapa sebab seseorang
menjadi pemimpin, antara lain :
1.
Seseorang ditakdirkan
lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha
penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
2. Seseorang
menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian
dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan
lingkungan. Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan
kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
Teori-Teori
dalam Kepemimpinan
1.
Teori
Sifat
Teori
ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin
itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
2.
Teori
Perilaku
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
3.
Teori
Situasional
Keberhasilan
seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu
dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah :
a. Jenis
pekerjaan dan kompleksitas tugas.
b. Bentuk
dan sifat teknologi yang digunakan.
c. Persepsi,
sikap, dan gaya kepemimpinan.
d. Norma
yang dianut kelompok.
e. Rentang
kendali.
f. Ancaman
dari luar organisasi.
g. Tingkat
stress.
h. Iklim
yang terdapat dalam organisasi.
C.
Tipe-Tipe Kepemimpinan
1.
Tipe
Otokratis
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi
kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik
dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin
yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang
otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan keakuannya, antara lain dalam
bentuk :
a.
Kecenderungan
memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi,
seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat
mereka.
b.
Pengutamaan orientasi
terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas
itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para
bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya
kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain :
a.
Menuntut ketaatan penuh
dari para bawahannya.
b.
Dalam menegakkan
disiplin menunjukkan keakuannya.
c.
Bernada keras dalam
pemberian perintah atau instruksi.
d.
Menggunakan pendekatan
punitif dalam hal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
2.
Tipe
Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya
terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya
dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa
hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang
tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama, dan
guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3.
Tipe
Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari
literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada
karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga
mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya
seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4.
Tipe
Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi
tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering
intervensi.
5.
Tipe
Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan
tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan
militeristik adalah :
a. Lebih banyak menggunakan sistem
perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku, dan seringkali kurang
bijaksana.
b. Menghendaki kepatuhan mutlak dari
bawahan.
c. Sangat menyenangi formalitas,
upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
d. Menuntut adanya disiplin yang keras dan
kaku dari bawahannya.
e. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti,
dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
f. Komunikasi hanya berlangsung searah.
6.
Tipe
Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh
pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan
kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan
penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7.
Tipe
Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah
kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara
efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang
efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan
sosial ditengah masyarakat.
8.
Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada
manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat
koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung
jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan
kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak
pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap
individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui
keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan
kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang
tepat.
Selain tipe-tipe
kepemimpinan di atas, ada 5 tingkatan kepemimpinan dalam tangga kepemimpinan yang
memiliki pengaruh besar yang sangat kuat dalam jangka panjang yaitu :
1.
Pemimpin yang dicintai
Melukiskan tentang seorang pemimpin yang harus mampu berhubungan secara
baik dengan orang lain. Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukkan prestasi
kerjanya saja, namun ia harus mencintai dan dicintai orang lain. Tangga ini
tidak boleh dilewati, apabila dilewati maka orang lain tidak akan mendukung
Anda, karena mereka tidak menyukai Anda.
2.
Pemimpin yang dipercaya
Seseorang yang memiliki integritas tinggi adalah orang yang dengan
penuh keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa
yang ia cita-citakan. Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong dirinya
untuk tetap konsisten dengan langkahnya. Ketika Anda mencapai tingkat ini, maka
orang lain akan melihat bagaimana aspek mulkiyah yaitu komitmen Anda, sehingga
orang kemudian akan menilai dan memutuskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti
Anda. Integritas akan membuat Anda dipercaya, dan kepercayaan ini akan
menciptakan pengikut. Dan kemudian tercipta sebuah kelompok yang memiliki kesamaan
tujuan. Inilah tangga kedua kepemimpinan, setelah mencapai landasan sebagai
pemimpin yang dicintai maka tingkat kedua adalah integritas yang menciptakan
kepercayaan.
3.
Pembimbing
Pemimpin pada tingkat ini harus sudah memiliki prinsip yang kuat dan
benar, yaitu hanya berpegang kepada Tuhan. Bahwasanya telah banyak terbukti
seorang pemimpin bisa menyesatkan jutaan orang dengan pengaruh dan cara
berpikir yang salah.
4.
Pemimpin yang berkepribadian
Harry S. Truman mengatakan bahwa disiplin pribadi (diri sendiri) adalah
suatu hal yang datang terlebih dulu. Pemimpin tidak akan berhasil memimpin
orang lain apabila ia belum berhasil memimpin dirinya sendiri. Pemimpin harus
mampu dan berhasil menjelajahi dirinya sendiri, mengenal secara mendalam siapa
dirinya yang sebenarnya, sebelum ia memimpin keluar, ia harus lebih dulu
memimpin ke dalam.
5.
Pemimpin abadi
Pemimpin yang tergolong pada kriteria pemimpin tingkat lima, akan
terasakan bahwa kepribadian, ajaran, serta nasihatnya mengalir dengan begitu
alamiah. Pemimpin jenis ini sangat menjunjung tinggi harkat-martabat manusia,
dan niscaya apabila Anda seorang penganut prinsip kebenaran, tentulah mampu
merasakan aroma kebenarannya. Sekali lagi, hal ini hanya bisa dirasakan oleh
orang-orang yang telah berpikiran dan berhati jernih. Inilah tingkat
kepemimpinan yang tertinggi, pemimpin abadi, yang cara berpikir dan pengaruhnya
akan terus berjalan sampai akhir zaman.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam bahasa
Indonesia pemimpin sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan,
pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan
sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan
peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai
cara. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari
kata dasar yang sama yaitu pimpin. Namun demikian ketiganya digunakan dalam
konteks yang berbeda.
Kepemimpinan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,
kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan
atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Teori-teori
dalam kepemimpinan, diantaranya teori sifat, teori perilaku, dan teori
situasional. Tipe-tipe kepemimpinan itu sendiri dibagi lagi menjadi 8 tipe
yaitu tipe
otokratis, tipe paternalistik, tipe kharismatik, tipe laissez faire, tipe
militeristik, tipe populistis, tipe administratif/eksekutif, dan tipe demokratis.
Selain itu ada tangga kepemimpinan yang dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu,
pemimpin yang dicintai, pemimpin yang dipercaya, pembimbing, pemimpin yang
berkepribadian, dan pemimpin yang abadi.
B.
Saran
Sebagai
pemimpin maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap, setiap langkah
yang dibuat, selalu akan menimbulkan pengaruh kepada orang lain di sekitar
Anda. Segala perbuatan dan tingkah laku yang Anda perbuat akan menciptakan diri
Anda menjadi seorang pemimpinkah atau tidak sama sekali. Seorang pemimpin,
bagaimanapun tipikal dan gaya kepemimpinannya, semuanya bergantung pada prinsip
yang dianutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Isyaa,
Anissa. 2012. Definisi Kepemimpinan, Tipe Kepemimpinan, dan Teori Kepemimpinan.
(Online), (http://anissaisyaa.blogspot.com/2012/05/definisi-kepemimpinan-tipe-kepemimpinan.html)
diakses tanggal 23 September 2012.
Anom
Budi Utama, Komang. 2012. Definisi dan Tipe-Tipe Kepemimpinan. (Online), (http://komanganombudiutama.blogspot.com/2012/01/definisi-dan-tipe-tipe-kepemimpinan.html)
diakses tanggal 23 September 2012.
Ginanjar Agustian, Ary. 2005. Emotional Spiritual Quotient. Jakarta:
Arga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar